PALEMBANG – Dinamika kepemilikan aset pertambangan di Indonesia kembali memanas setelah PT United Tractors Tbk (UNTR), anak perusahaan dari Grup Astra, secara efektif mengambil alih pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Pengambilalihan ini dilakukan melalui entitasnya, PT Danusa Tambang Nusantara, yang kini menguasai 95% saham PT Agincourt Resources (PTAR).
Keputusan ini mengukuhkan posisi salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, Grup Astra, di sektor pertambangan mineral strategis.
Tonggak Sejarah Akuisisi dan Produksi Emas
Tambang Martabe, yang saat ini dioperasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR), merupakan salah satu produsen utama dore bullion (logam campuran emas-perak) di Indonesia. Tambang ini telah beroperasi penuh sejak tahun 2012 di bawah Kontrak Karya (KK) yang berlaku selama 30 tahun.
Akuisisi signifikan ini terjadi pada tahun 2018. Saat itu, PT Danusa Tambang Nusantara mengakuisisi mayoritas saham PTAR dari konsorsium yang dipimpin oleh EMR Capital (Australia), yang sebelumnya menggantikan pemilik lama G-Resources.
Aksi korporasi ini memperjelas arah diversifikasi PT United Tractors Tbk dari fokus tradisionalnya di alat berat dan batubara menuju komoditas emas dan mineral strategis.
Saat ini, Tambang Emas Martabe memiliki kapasitas pengolahan bijih hingga 6 juta ton per tahun. Fasilitas ini secara konsisten menghasilkan lebih dari 200.000 ounce emas dan jutaan ounce perak setiap tahunnya.
Produk dore bullion dari Martabe kemudian dimurnikan di dalam negeri, sebagian besar di Logam Mulia, fasilitas yang terafiliasi dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Komitmen Lokal dan Keberlanjutan Lingkungan
Meskipun kepemilikan saham didominasi oleh Grup Astra, PT Agincourt Resources tetap mempertahankan komitmen kuat terhadap tata kelola lokal dan lingkungan.
Sebanyak 5% saham PTAR tetap dipegang oleh PT Artha Nugraha Agung (ANA), sebuah perusahaan patungan antara BUMD Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan BUMD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kepemilikan ini menegaskan peran serta pemerintah daerah dalam menikmati hasil kekayaan alam tersebut.
Selain aspek ekonomi, PTAR juga dikenal mengutamakan aspek ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola), khususnya dalam program konservasi:
-
Pelestarian Orangutan Tapanuli: PTAR menjadi salah satu perusahaan yang aktif dalam upaya perlindungan Orangutan Tapanuli, spesies endemik dan terancam punah di Ekosistem Batang Toru.
-
Ketenagakerjaan Lokal: Lebih dari 99% tenaga kerja di PTAR adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Bahkan, mayoritas pekerja direkrut langsung dari masyarakat sekitar Tapanuli, menunjukkan peran penting tambang ini dalam pembangunan SDM lokal.
Para analis industri memprediksi bahwa dengan masuknya kekuatan modal dan manajemen dari Grup Astra, PT Agincourt Resources akan terus memperkuat posisinya sebagai produsen emas terkemuka, sambil tetap menjunjung tinggi aspek keberlanjutan dan tanggung jawab sosial di Sumatera Utara.















