PALEMBANG – Sebelum membahas dampaknya, mari kita ingat kembali peran vital protein. Ia adalah “batu bata” yang membangun hampir semua bagian tubuh kita. Mulai dari otot, kulit, rambut, hingga kuku.Selain itu, protein juga membentuk enzim dan hormon. Keduanya berfungsi mengatur berbagai proses metabolisme. Lebih lanjut, sistem kekebalan tubuh kita juga bergantung pada protein. Ia membentuk antibodi untuk melawan infeksi.
Dampak Tubuh Kekurangan Protein
Dampak dari kekurangan asupan protein dapat menyebabkan serangkaian masalah kesehatan. Gejalanya bisa muncul secara bertahap. Oleh karena itu, kita harus peka terhadap sinyal dari tubuh.
Kehilangan Massa Otot (Atrofi)
Ketika tubuh tidak mendapat cukup protein dari makanan, ia akan mencari sumber lain. Akibatnya, tubuh akan mulai memecah jaringan ototnya sendiri. Hal ini menyebabkan massa otot menyusut dan tubuh menjadi lemah.
Rambut Rontok dan Kulit Kusam
Rambut dan kulit kita sebagian besar terbentuk dari protein bernama keratin. Ketika asupan protein kurang, produksi keratin akan terganggu. Hasilnya adalah rambut yang mudah rontok, kulit kering, dan kuku yang rapuh.
Sistem Imun yang Melemah
Antibodi yang melawan virus dan bakteri adalah protein. Dengan demikian, kekurangan protein akan melemahkan sistem imun. Tubuh pun menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Edema atau Kaki Bengkak
Dalam kasus kekurangan yang parah, bisa terjadi edema. Ini adalah penumpukan cairan di dalam jaringan tubuh. Gejala yang paling umum adalah pembengkakan di area kaki dan pergelangan kaki.
Kwashiorkor dan Marasmus
Ini adalah bentuk malnutrisi energi protein yang paling ekstrem. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak di negara miskin. Keduanya merupakan kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan segera.
Dampak Tubuh Kelebihan Protein
Di sisi lain, mengonsumsi protein secara berlebihan juga tidak dianjurkan. Tren diet tinggi protein memang populer. Akan tetapi, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai dalam jangka panjang. Berikut ini ada beberapa dapak yang terjadi jika tubuh kelebihan protein, diantaranya;
Beban Berat pada Ginjal
Ginjal bertugas menyaring limbah dari metabolisme protein. Limbah ini disebut urea. Ketika asupan protein sangat tinggi, produksi urea pun meningkat. Akibatnya, ginjal harus bekerja ekstra keras untuk membuangnya.
Risiko Dehidrasi
Proses pembuangan urea membutuhkan banyak air. Oleh karena itu, diet yang sangat tinggi protein bisa meningkatkan risiko dehidrasi. Anda harus memastikan untuk minum lebih banyak air dari biasanya.
Masalah Pencernaan
Diet yang terlalu fokus pada protein seringkali rendah serat. Serat banyak ditemukan dalam karbohidrat kompleks. Akibatnya, risiko sembelit bisa meningkat. Terlalu fokus pada protein bisa membuat asupan serat berkurang.
Potensi Kenaikan Berat Badan
Banyak yang mengira protein tidak akan menjadi lemak. Faktanya, kalori berlebih akan tetap disimpan sebagai lemak. Tidak peduli sumbernya dari mana, termasuk dari protein.
Ketidakseimbangan Nutrisi
Fokus berlebihan pada satu makronutrien bisa berbahaya. Hal ini bisa membuat Anda mengabaikan nutrisi penting lainnya. Misalnya, seperti karbohidrat sehat, lemak baik, vitamin, dan mineral.
Menemukan Keseimbangan Emas
Lalu, berapa banyak protein yang ideal? Jawabannya sangat bervariasi. Kebutuhan setiap orang bergantung pada usia, berat badan, dan tingkat aktivitas.
Sebagai patokan umum, orang dewasa butuh sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Namun, angka ini bisa lebih tinggi bagi atlet atau ibu hamil.
Cara terbaik adalah mendengarkan sinyal tubuh Anda. Selain itu, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka bisa memberikan saran yang lebih personal dan akurat.
Pada akhirnya, jelas bahwa keseimbangan adalah segalanya. Protein adalah nutrisi yang sangat penting, namun bukan satu-satunya. Kekurangan bisa merusak tubuh, sementara kelebihan bisa memberatkan organ.
Pahamilah kebutuhan tubuh Anda sendiri. Pilihlah sumber protein yang berkualitas dan beragam. Jangan terjebak dalam tren diet yang ekstrem. Dengan menjaga keseimbangan asupan protein, Anda berinvestasi untuk kesehatan jangka panjang.















