PALEMBANG – Gaya hidup seorang anarkis tidak memiliki aturan baku dan sangat beragam, tergantung pada aliran pemikiran yang mereka anut. Namun, ada beberapa prinsip inti dari ideologi anarkisme yang secara langsung membentuk pilihan hidup dan perilaku mereka sehari-hari.
Artikel ini akan mengulas beberapa prilaku yang sering menjadi acuan dari seorang anarkis.
Gaya Hidup dari Pola yang Terstruktur
Mengutamakan Otonomi dan Kerja Sama Sukarela
Alih-alih menunggu pemerintah atau otoritas pusat untuk menyelesaikan masalah, seorang anarkis cenderung mengambil tindakan langsung di komunitasnya. Selain itu, mengatur diri sendiri sudah menjadi landasan dasar seorang anarkis. Ini dapat terlihat dari keterlibatan mereka dalam:
- Organisasi Non-Hierarkis: Dalam pekerjaan atau kegiatan sosial, mereka akan memilih untuk bekerja dalam struktur yang tidak memiliki bos atau pemimpin tunggal. Banyak anarkis terlibat dalam koperasi pekerja atau kolektif. Karena konsensus bersama akan di ambil untuk sebuah keputusan.
- Proyek Komunitas: Mereka sering berpartisipasi dalam proyek-proyek berbasis komunitas, seperti membangun kebun kolektif, mendirikan perpustakaan gratis, atau mengorganisir program distribusi makanan untuk membantu warga yang membutuhkan.
Praktik Bantuan Timbal Balik
Salah satu prinsip paling fundamental dari gaya hidup anarkis adalah bantuan timbal balik (mutual aid). Dalam praktik ini, orang-orang saling membantu secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan, sehingga mereka menantang sistem yang mendasarkan dirinya pada kompetisi. Contohnya termasuk:
- Jaringan Pertukaran (Barter): Mereka bisa berpartisipasi dalam jaringan informal di mana barang dan jasa dipertukarkan tanpa menggunakan uang.
- Gerakan “Food Not Bombs”: Banyak anarkis terlibat dalam gerakan ini, di mana mereka mengumpulkan makanan sisa untuk dimasak dan didistribusikan secara gratis kepada tunawisma atau siapa pun yang membutuhkan.
Menolak Konsumerisme dan Hierarki Ekonomi
Banyak anarkis memandang kapitalisme sebagai sistem hierarkis yang menindas. Sebagai respons, mereka sering mengadopsi gaya hidup yang:
- Anti-Konsumerisme: Mereka cenderung tidak peduli dengan tren atau barang-barang mewah. Mereka lebih memilih untuk memperbaiki barang daripada membeli yang baru, serta mendukung bisnis lokal atau koperasi.
- Gaya Hidup DIY (Do-It-Yourself): Prinsip ini mendorong mereka untuk belajar keterampilan seperti bercocok tanam, memperbaiki barang, atau membuat pakaian sendiri untuk mengurangi ketergantungan pada sistem ekonomi yang lebih besar.
Gaya hidup anarkis tidak bertujuan untuk hidup dalam kekacauan. Sebaliknya, gaya hidup ini merupakan pilihan sadar mereka untuk membangun hubungan sosial dan komunitas berdasarkan kebebasan, kesetaraan, dan kerja sama, sambil menolak segala bentuk paksaan dari luar.