• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Karir
  • Kontak
Selasa, Desember 23, 2025
Plg.co.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Sumsel
  • Kriminal
  • Bola & Sports
  • Ekonomi
  • Selebriti
  • Lifestyle & Health
  • Food & Travel
  • Tekno & Sains
  • Film
  • Foto
  • Media Sosial
  • Liputan Khusus
  • Home
  • Nasional
  • Sumsel
  • Kriminal
  • Bola & Sports
  • Ekonomi
  • Selebriti
  • Lifestyle & Health
  • Food & Travel
  • Tekno & Sains
  • Film
  • Foto
  • Media Sosial
  • Liputan Khusus
No Result
View All Result
Plg.co.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Sumsel
  • Kriminal
  • Bola & Sports
  • Ekonomi
  • Selebriti
  • Lifestyle & Health
  • Food & Travel
  • Tekno & Sains
  • Film
  • Foto
  • Media Sosial
  • Liputan Khusus
hut kopri ke-54 banner pemkab muba
ADVERTISEMENT
Home Lifestyle & Health

Histeria, Ketika Kondisi Emosional Diapresiasi Oleh Perilaku Berlebihan

Lian Aka Reporter Lian Aka
2 Oktober 2025 | 17:15 WIB
in Lifestyle & Health
histeria
WhatsappTelegramFacebook

PALEMBANG – Istilah histeria memiliki sejarah panjang. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan kondisi. Kondisi emosional dan psikologis tertentu. Histeria ditandai oleh perilaku berlebihan. Perilaku ini tidak terkendali. Gejala fisiknya juga sering muncul. Contohnya kejang atau kelumpuhan. Bahkan bisa juga berupa amnesia. Kondisi ini seringkali dipicu trauma. Bisa juga karena kecemasan yang berat.

Namun demikian, dalam dunia medis modern. Istilah histeria telah banyak berubah. Diagnosis yang lebih spesifik kini digunakan. Ini penting untuk penanganan yang tepat. Memahami histeria memerlukan pandangan luas. Itu memerlukan pemahaman historis dan klinis. Mari kita selami lebih dalam. Mari kita bedah bagaimana ilmu kedokteran menyikapi histeria.

BeritaTerkait

Erupsi, abu vulkanik

Bahaya Abu Vulkanik, Ancaman Senyap dari Erupsi

23 November 2025 | 09:42 WIB
cara menghilangkan stres

Cara Menghilangkan Stres: Panduan Praktis untuk Mencapai Ketenangan Mental

12 November 2025 | 20:06 WIB

Karakteristik Histeria: Gejala Fisik dan Emosional

Secara tradisional, histeria melibatkan serangkaian gejala. Gejala ini bisa bersifat fisik. bisa juga bisa bersifat psikologis. Gejala ini sering kali tidak memiliki. Tidak memiliki dasar medis organik yang jelas.

1. Gejala Fisik

Histeria bisa bermanifestasi fisik. Contohnya adalah kejang-kejang. Kejang tanpa penyebab epilepsi. Bisa juga kelumpuhan sementara. Kelumpuhan tanpa kerusakan saraf. Pasien mungkin mengalami kebutaan. Kebutaan tanpa kerusakan mata.

Selain itu, bisa terjadi hilangnya suara. Gejala ini dikenal sebagai afonia. Gejala fisik ini sangat nyata. Mereka menyebabkan penderitaan signifikan. Ini adalah respons tubuh yang ekstrem.

2. Gejala Emosional dan Psikologis

Secara emosional, ada perilaku berlebihan. Ada juga ledakan emosi tak terkontrol. Pasien bisa mengalami disosiasi. Disosiasi adalah kondisi mental. Kondisi di mana pikiran terpisah. Terpisah dari realitas dan ingatan.

Ini termasuk amnesia disosiatif. Amnesia terhadap peristiwa tertentu. Mereka juga bisa mengalami fugue state. Kondisi ini melibatkan bepergian jauh. Bepergian tanpa mengingat identitas diri. Ini semua adalah bagian dari fenomena histeria.

Penyebab Histeria: Akar Psikologis yang Mendalam

Penyebab histeria sebagian besar psikologis. Ini berhubungan dengan mekanisme pertahanan diri. Mekanisme ini gagal bekerja dengan baik.

1. Trauma Psikologis Berat

Histeria seringkali merupakan akibat. Akibat dari trauma psikologis berat. Pengalaman ini bisa sangat menyakitkan. Contohnya kekerasan atau pelecehan. Bisa juga bencana alam.

Tubuh dan pikiran bereaksi. Mereka bereaksi untuk melindungi diri dab mematikan fungsi tertentu. Mereka juga memisahkan diri dari kenyataan. Ini adalah cara tubuh mengatasi rasa sakit. Ini adalah respons histeria yang rumit.

2. Kecemasan Ekstrem

Kecemasan yang ekstrem juga dapat memicu. Hal ini dikarenakan kecemasan tidak terkelola dengan baik. Tekanan hidup yang kronis juga bisa. Tekanan ini berakumulasi seiring waktu. Pikiran tidak mampu memprosesnya.

Sebagai hasilnya, energi kecemasan itu. Energi itu dialihkan ke tubuh. Itu termanifestasi sebagai gejala fisik. Ini adalah mekanisme konversi yang kompleks.

Diagnosis dan Penanganan: Transformasi Medis Modern

Istilah histeria telah usang. Itu sudah tidak lagi digunakan. Diagnosis modern lebih spesifik. Ini memungkinkan penanganan yang lebih baik.

1. Perubahan Diagnosis Medis

Istilah histeria digantikan kini. Digantikan oleh diagnosis yang lebih spesifik. Contohnya adalah Gangguan Gejala Somatik. Ini berfokus pada gejala fisik. Gejala yang menyebabkan penderitaan. Namun, tidak ada penjelasan medis.

Selain itu, ada Gangguan Disosiatif. Ini berfokus pada gangguan memori. Itu juga fokus pada kesadaran identitas. Perubahan ini penting. Perubahan untuk menghindari stigma.

2. Bantuan Profesional

Penanganan kondisi ini memerlukan ahli. Ini memerlukan bantuan profesional. Psikoterapi adalah jalur utama. Terapi kognitif perilaku (CBT) membantu. Itu membantu mengelola kecemasan. Itu membantu mengubah respons.

Terapi lain adalah Terapi Perilaku Dialektis (DBT). DBT fokus pada regulasi emosi. Selain itu, hipnoterapi juga digunakan. Khususnya untuk kasus disosiasi. Obat-obatan bisa membantu mengelola. Mengelola gejala kecemasan atau depresi.

Histeria Massa: Fenomena Sosial Kolektif

Histeria tidak hanya terjadi individu. Itu bisa terjadi secara kolektif. Ini dikenal sebagai histeria massa.

1. Mekanisme Pemicu

Histeria massa adalah fenomena sosial. Sekelompok orang mengalami gejala. Gejala tidak biasa secara bersamaan. Seringkali dipicu oleh rumor. Bisa juga karena ketakutan kolektif. Atau keyakinan akan suatu ancaman.

Contoh klasik adalah Epidemi Tarian abad pertengahan. Orang-orang menari tak terkendali. Mereka menari hingga kelelahan. Ini menunjukkan kekuatan pikiran. Itu menunjukkan pengaruh sugesti sosial.

2. Dampak dan Penanganan Sosial

Histeria massa menunjukkan kerentanan. Kerentanan pikiran manusia. Khususnya dalam kelompok yang tertekan. Penanganannya memerlukan pemahaman psikologi. Pemahaman dinamika kelompok. Memberikan informasi yang jelas membantu. Itu membantu mengurangi kecemasan.

Sejarah dan Perspektif Lain tentang Histeria

Sejarah histeria sangat panjang. Itu dimulai sejak zaman Mesir Kuno.

1. Konsep Uterus Berkelana

Pada zaman Yunani kuno, ada kepercayaan. Kepercayaan bahwa histeria terkait rahim. Rahim (uterus) wanita yang “berkelana”. Berkelana ke berbagai bagian tubuh. Ini menyebabkan berbagai penyakit. Istilah histeria berasal dari hysterá. Hysterá adalah kata Yunani untuk rahim. Ini mencerminkan pandangan kuno. Pandangan yang bias gender.

2. Sumbangsih Freud

Sigmund Freud mempelajari histeria. Dia melihatnya sebagai mekanisme konversi. Konversi konflik psikologis. Konversi menjadi gejala fisik. Karyanya mengubah pemahaman. Pemahaman tentang pikiran bawah sadar. Meskipun teorinya banyak direvisi.

Istilah histeria telah berevolusi. Ia telah berubah signifikan dalam psikologi. Ia kini menjadi spesifik secara klinis. Kondisi yang dulunya disebut histeria kini dipahami. Dipahami sebagai gangguan gejala somatik. Atau sebagai gangguan disosiatif.

Memahami histeria adalah penting. Penting untuk menghilangkan stigma. Itu juga untuk memberikan penanganan. Penanganan yang efektif dan empatik. Histeria menunjukkan kuatnya hubungan. Hubungan antara pikiran dan tubuh. Perjuangan untuk kesehatan mental harus terus berlanjut. Perawatan profesional adalah kuncinya. Kunci untuk pemulihan dan kedamaian batin.

Tags: histeriaKarakteristik HisteriaPenyebab Histeria

Feed Instagram

View this profile on Instagram

Popular Science (@popsci) • Instagram photos and videos

Related Posts

Erupsi, abu vulkanik

Bahaya Abu Vulkanik, Ancaman Senyap dari Erupsi

23 November 2025 | 09:42 WIB
cara menghilangkan stres

Cara Menghilangkan Stres: Panduan Praktis untuk Mencapai Ketenangan Mental

12 November 2025 | 20:06 WIB
Manfaat Susu Almond

Manfaat Susu Almond, Rendah Kalori untuk Gaya Hidup Modern

10 November 2025 | 21:26 WIB
Air Rebusan Jahe, Manfaat Air Rebusan Jahe

Air Rebusan Jahe: Rahasia Kesehatan Tradisional

9 November 2025 | 21:27 WIB
Sarung Tradisional

Sarung: Warisan Budaya Nusantara, Dari Tradisi hingga Fesyen Kontemporer

7 November 2025 | 10:20 WIB
manfaat lari pagi

Manfaat Lari Pagi: Kunci Hidup Sehat, Bahagia, dan Produktif Setiap Hari

5 November 2025 | 07:47 WIB
@palembang

Trending

Escape: Ketika Penculikan Berubah Menjadi Pelarian

Review Mouse (2021), Drakor Psikopat Penuh Misteri

A Strange House: Menguak Misteri Rumah Aneh Bersama YouTuber Okultisme

The Great Flood: Film Bencana Fiksi Ilmiah Baru dari Netflix

Diduga Tersinggung Candaan, Karyawan OKI Pulp Ditusuk Rekan Kerja

PT Sago Nauli, Jejak Perkebunan Kelapa Sawit dengan Komitmen Kemitraan

Hati-Hati Penipuan! Contact Center Resmi Lion Group Hanya Melayani Via WhatsApp Chat di Nomor Ini

Info Terbaru

Buka Rakernis Sekretariat Jenderal, Irjen ATR/BPN Sampaikan Peran Strategis Staf Tata Usaha sebagai Pengawas Internal

Buka Rakernis Sekretariat Jenderal, Irjen ATR/BPN Sampaikan Peran Strategis Staf Tata Usaha sebagai Pengawas Internal

22 Desember 2025 | 21:26 WIB
Kementerian ATR/BPN Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu ke-97

Kementerian ATR/BPN Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu ke-97

22 Desember 2025 | 19:57 WIB
Diduga Tersinggung Candaan, Karyawan OKI Pulp Ditusuk Rekan Kerja

Diduga Tersinggung Candaan, Karyawan OKI Pulp Ditusuk Rekan Kerja

22 Desember 2025 | 18:01 WIB
Pemerintah Mulai Relokasi Masyarakat dari Taman Nasional Tesso Nilo

Pemerintah Mulai Relokasi Masyarakat dari Taman Nasional Tesso Nilo

21 Desember 2025 | 20:43 WIB
Pendeta Apresiasi Dukungan Kementerian ATR/BPN dalam Sertipikasi Tanah Rumah Ibadah

Pendeta Apresiasi Dukungan Kementerian ATR/BPN dalam Sertipikasi Tanah Rumah Ibadah

21 Desember 2025 | 19:13 WIB
Reforma Agraria Lahirkan Regenerasi dan Kreativitas Petani Muda di Desa Soso

Reforma Agraria Lahirkan Regenerasi dan Kreativitas Petani Muda di Desa Soso

21 Desember 2025 | 19:05 WIB

Kulineran Bareng Plg!

@majolemak.plg

Official Partner

sumsel agensi media, sumsel, plg
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Karir
  • Kontak

Plg.co.id - Medianya Milenial & Gen Z

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Sumsel
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Sport
  • Sriwijaya FC
  • Tekno & Sains
  • Selebriti
  • Lifestyle & Health
  • Food & Travel
  • Media Sosial
  • Film
  • Foto
  • Advertorial
  • Liputan Khusus

Plg.co.id - Medianya Milenial & Gen Z

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist