PAELMBANG – Untuk investor pemula, investasi sering dianggap rumit. Padahal, mereka dapat melakukannya dengan mudah. Terlebih lagi, investasi adalah kunci untuk mencapai kebebasan finansial.
Maka dari itu, Anda perlu memahami betapa pentingnya investasi untuk masa depan finansial, bahkan harus di lakukan dengan cermat dan teliti agar tidak merugi.
Artikel ini akan menjelaskan mengapa Anda harus mulai berinvestasi.
Definisi Sederhana Tentang Investasi
Investasi adalah kegiatan menempatkan dana atau modal pada aset tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau peningkatan nilai di masa depan. Berbeda dengan menabung yang hanya menyimpan uang, investasi memungkinkan uang Anda bekerja dan berpotensi untuk tumbuh.
Secara sederhana, investasi adalah cara Anda mengembangkan kekayaan dengan menukar uang menjadi aset seperti saham, properti, atau emas.
Perbedaan Investasi dengan Menabung
Menabung dan investasi adalah dua cara mengelola uang yang sering dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar. Mengetahui perbedaannya dapat membantu Anda menentukan pilihan yang paling sesuai dengan tujuan keuangan Anda.
- Menabung: Bertujuan untuk menyimpan uang dengan aman untuk kebutuhan jangka pendek. Misalnya, dana darurat, liburan, atau membeli barang dalam waktu dekat. Karena Anda mungkin membutuhkannya sewaktu-waktu, Anda dapat menarik uang tabungan dengan mudah kapan saja.
- Investasi: Bertujuan untuk mengembangkan aset atau modal yang Anda miliki agar nilainya bertambah di masa depan. Investasi lebih cocok untuk tujuan jangka panjang, seperti dana pensiun, dana pendidikan anak, atau membeli properti.
Secara sederhana, menabung adalah “mengamankan uang” sementara investasi adalah “mengembangkan uang.” Menabung membantu Anda memiliki dana siap pakai untuk kebutuhan tak terduga, sedangkan investasi membantu Anda mencapai tujuan finansial besar di masa depan.
Prinsip Dasar dari Investasi
Investasi bukanlah sekadar menempatkan uang di suatu tempat dan berharap uang itu tumbuh dengan sendirinya. Agar investasi Anda sukses dan sesuai dengan tujuan finansial, pahami dan terapkan beberapa prinsip dasar ini.
1. Pahami Tujuan dan Profil Risiko Anda
Ini adalah langkah pertama dan terpenting. Sebelum mulai berinvestasi, Anda harus tahu untuk apa Anda berinvestasi dan seberapa besar risiko yang bersedia Anda ambil.
Apakah Anda berinvestasi untuk dana pensiun (jangka sangat panjang), dana pendidikan anak (jangka panjang), atau membeli rumah (jangka menengah)? Tujuan ini akan menentukan instrumen investasi yang paling cocok.
2. Jangan Letakan Semua Telur dalam Satu Keranjang (Diversifikasi)
Ini adalah salah satu prinsip investasi yang paling terkenal dan penting. Artinya, jangan menginvestasikan seluruh dana Anda hanya pada satu jenis aset, satu saham, atau satu sektor saja.
Dengan melakukan diversifikasi, Anda menyebarkan investasi ke berbagai instrumen (misalnya saham, obligasi, reksa dana, dan emas) atau ke berbagai sektor yang berbeda.
3. Investasi untuk Jangka Panjang
Pasar modal sering kali bergejolak dalam jangka pendek, tetapi cenderung tumbuh dalam jangka panjang. Prinsip ini mengajarkan Anda untuk bersabar dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi harian atau berita pasar yang bersifat sementara.
Ingat, berinvestasi dalam jangka panjang memberi waktu bagi aset Anda untuk tumbuh.
4. Lakukan Riset dan Analisis
Jangan pernah berinvestasi pada sesuatu yang tidak Anda pahami. Lakukan riset mendalam sebelum membeli suatu instrumen investasi.
Pahami fundamental dari aset yang Anda beli. Jika Anda berinvestasi di saham, pelajari kinerja perusahaan, model bisnisnya, dan tim manajemennya.
Jangan hanya ikut-ikutan tren atau membeli aset karena direkomendasikan orang lain tanpa melakukan analisis sendiri.
5. Risiko dan Keuntungan Berbanding Lurus (Risk and Return)
Prinsip ini menjelaskan bahwa semakin tinggi potensi keuntungan suatu investasi, semakin tinggi pula risikonya. Instrumen dengan risiko rendah seperti deposito bank menawarkan keuntungan yang kecil.
Sebaliknya, instrumen berisiko tinggi seperti saham individu berpotensi memberikan keuntungan yang sangat besar, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian signifikan.
6. Gunakan Uang Dingin
Uang dingin adalah uang yang tidak akan Anda butuhkan dalam waktu dekat untuk kebutuhan sehari-hari atau dana darurat. Ingat, jangan pernah berinvestasi menggunakan uang pinjaman atau uang yang seharusnya dialokasikan untuk biaya hidup.
7. Tinjau Portofolio Secara Berkala
Pasar dan situasi keuangan Anda dapat berubah. Oleh karena itu, penting untuk meninjau kembali portofolio investasi Anda secara rutin, misalnya setahun sekali. Selain itu, tinjauan ini bertujuan untuk memastikan alokasi aset Anda masih sesuai dengan tujuan dan profil risiko Anda.
Jenis-Jenis Investasi untuk Pemula
Investasi berisiko rendah adalah pilihan yang cocok untuk pemula, investor konservatif, atau mereka yang memiliki tujuan keuangan jangka pendek hingga menengah. Instrumen investasi ini cenderung memiliki pergerakan harga yang stabil dan kecil kemungkinan kehilangan nilai pokoknya.
Berikut adalah beberapa contoh investasi berisiko rendah yang populer.
1. Deposito Berjangka
Deposito adalah salah satu instrumen investasi yang paling dikenal dan memiliki risiko paling rendah.
- Cara Kerja: Anda menempatkan sejumlah uang di bank untuk jangka waktu tertentu (tenor), seperti 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Uang tersebut tidak dapat ditarik sebelum jatuh tempo.
- Keuntungan: Mendapatkan bunga tetap yang lebih tinggi dari bunga tabungan biasa. Bunga ini sudah ditentukan di awal, sehingga Anda dapat memprediksi keuntungan yang akan didapat.
- Risiko: Sangat rendah, karena dana Anda dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu. Risiko utama adalah kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari instrumen lain dan potensi bunga yang tidak mengalahkan inflasi.
2. Obligasi Pemerintah (SBN)
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara.
- Cara Kerja: Anda “meminjamkan” uang kepada pemerintah dan sebagai imbalannya, pemerintah akan membayar bunga (kupon) secara berkala sampai waktu jatuh tempo.
- Keuntungan: Negara menetapkan tingkat keuntungan (kupon) di awal dan menjamin pembayarannya, sehingga Anda sangat aman dari risiko gagal bayar.
- Risiko: Sangat rendah. Risiko gagal bayar oleh pemerintah sangat kecil, terutama untuk negara yang stabil ekonominya seperti Indonesia. Obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia sering disebut Surat Berharga Negara (SBN) seperti ORI, SBR, Sukuk, dll.
3. Emas
Secara turun-temurun, orang-orang sudah memilih investasi emas karena mereka menganggapnya sebagai aset safe haven. Nilai aset ini cenderung stabil dan bahkan naik dalam jangka panjang, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi.
- Cara Kerja: Anda membeli emas dalam bentuk fisik (batangan) atau secara digital (tabungan emas) dan menyimpannya.
- Keuntungan: Nilai emas cenderung meningkat dari waktu ke waktu, sehingga dapat melindungi kekayaan dari inflasi.
- Risiko: Rendah. Namun, perlu diperhatikan kalau pergerakan harga emas cenderung stabil. Selain itu, Anda perlu memperhatikan biaya penyimpanan dan selisih harga jual dan beli (spread).
4. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
Dana yang dikumpulkan lalu dikelola oleh Manajer Investasi. Jenis reksa dana ini adalah yang paling rendah risikonya.
- Cara Kerja: Manajer Investasi mengalokasikan dana ke instrumen pasar uang, seperti deposito dan surat utang jangka pendek.
- Keuntungan: Keuntungan cenderung stabil dan lebih tinggi daripada deposito atau tabungan biasa.
- Risiko: Sangat rendah. Nilai RDPU relatif stabil dan kecil kemungkinan turun.
Langkah-Langkah Memulai Investasi
Memulai investasi tidak serumit yang dibayangkan. Dengan mengikuti beberapa langkah dasar, Anda dapat membangun portofolio investasi yang kuat sejak awal.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Tanyakan pada diri Anda: mengapa Anda ingin berinvestasi? Apakah untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli properti? Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu Anda menentukan jangka waktu dan risiko yang dapat Anda ambil.
2. Pahami Profil Risiko Anda
Apakah Anda tipe investor yang berani mengambil risiko tinggi demi keuntungan besar (agresif), atau lebih suka aman dengan keuntungan stabil (konservatif)? Ketahui toleransi risiko Anda agar Anda tidak panik saat pasar bergejolak.
3. Siapkan Dana dan Mulai Menabung
Gunakan uang dingin, yaitu uang yang tidak akan Anda gunakan dalam waktu dekat. Sisihkan dana ini secara rutin, misalnya 10-20% dari pendapatan bulanan Anda.
4. Pelajari Instrumen Investasi
Kenali berbagai pilihan investasi yang ada, seperti:
- Deposito Berjangka: Minim risiko, dan cocok untuk investasi jangka waktu tertentu.
- Obligasi: Minim risiko dan dijamin oleh pemerintah atau perusahaan.
- Reksa Dana: Cocok untuk pemula karena dikelola oleh Manajer Investasi.
- Emas: Aset safe haven yang nilainya cenderung stabil dan naik dalam jangka panjang.
5. Pilih Platform Investasi yang Tepat
Pilih platform yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pastikan platform tersebut mudah Anda gunakan dan memiliki fitur yang Anda butuhkan, seperti aplikasi trading atau platform reksa dana online.
6. Mulai Berinvestasi Secara Bertahap dan Konsisten
Jangan menunggu uang terkumpul banyak untuk memulai. Mulai dengan jumlah kecil secara rutin (strategi dollar-cost averaging). Cara ini akan membantu Anda membeli aset dengan harga rata-rata yang lebih baik.
7. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Jangan biarkan portofolio Anda begitu saja. Tinjau kembali investasi Anda setidaknya sekali setahun untuk memastikan alokasi aset Anda masih sesuai dengan tujuan dan kondisi pasar.
Tips Jitu Investasi untuk Pemula
- Mulai dengan Modal Kecil: Tidak perlu menunggu uang banyak, Anda dapat mulai dari Rp 100.000.
- Investasi Secara Rutin: Jelaskan konsep dollar cost averaging, usahakan di lakukan tiap bulan.
- Terus Belajar dan Jangan Panik: Pentingnya edukasi dan tidak mengambil keputusan emosional.
Pada akhirnya, investasi adalah salah satu cara terbaik untuk mengendalikan masa depan finansial Anda. Mulailah petualangan ini dengan bijak, dan Anda akan berterima kasih pada diri sendiri di kemudian hari.