PALEMBANG – Banyak orang pernah mendengar tentang gangguan bipolar. Namun, ada satu bentuk yang lebih ringan namun kronis. Kondisi ini seringkali tidak terdiagnosis. Namanya adalah Siklotimia atau gangguan siklotimik.
Ini adalah sebuah gangguan suasana hati jangka panjang. Penderitanya mengalami perubahan mood yang terus-menerus. Mereka seakan berada di atas “rollercoaster” emosi yang landai. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi ini. Dengan demikian, kita bisa membedakannya dari perubahan mood biasa.
Apa Bedanya Siklotimia dengan Gangguan Bipolar?
Siklotimia sering disebut sebagai “sepupu” dari gangguan bipolar. Persamaannya adalah adanya fase naik dan turun. Namun, perbedaannya terletak pada intensitas gejala.
Gejala Hipomania yang Tidak Penuh
Fase “naik” pada siklotimia mirip dengan hipomania. Penderitanya mungkin merasa lebih energik dari biasanya. Selain itu, mereka bisa menjadi lebih kreatif dan banyak bicara.
Akan tetapi, gejala ini tidak cukup parah. Gejalanya tidak memenuhi kriteria untuk sebuah episode hipomania penuh. Meskipun produktivitas meningkat, dampaknya tidak sampai mengganggu fungsi hidup secara signifikan.
Gejala Depresi yang Lebih Ringan
Demikian pula dengan fase “turun”. Penderitanya akan merasakan kesedihan dan kehilangan motivasi. Mereka mungkin menarik diri dari pergaulan sosial.
Namun, lagi-lagi, gejala ini tidak seberat depresi mayor. Fase ini tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk Episode Depresi Mayor. Meskipun begitu, perasaan hampa ini tetap terasa nyata dan mengganggu.
Kunci utama dari siklotimia adalah durasinya. Untuk didiagnosis, pola naik turun ini harus terjadi setidaknya selama dua tahun. Selama periode itu, suasana hati yang tidak stabil terjadi hampir setiap saat.
Tantangan dalam Kehidupan Sehari-hari
Meskipun gejalanya lebih ringan, dampaknya sangat nyata. Hidup dengan suasana hati yang tidak dapat diprediksi sangat melelahkan. Hal ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Di tempat kerja, performa bisa tidak konsisten. Ada periode sangat produktif yang disusul oleh kemalasan. Akibatnya, mereka bisa dianggap tidak dapat diandalkan.
Dalam hubungan, tantangannya juga besar. Pasangan atau teman mungkin melihat mereka sebagai pribadi yang “moody”. Sulit untuk memahami perubahan sikap mereka yang tiba-tiba. Tantangan hidup dengan gangguan siklotimik ini sangat nyata.
Potensi Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti dari siklotimia belum diketahui. Namun, para ahli meyakini ada beberapa faktor yang berperan. Faktor genetik dianggap memiliki pengaruh kuat.
Kondisi ini cenderung terjadi dalam keluarga. Terutama, pada keluarga yang memiliki riwayat gangguan bipolar. Dengan kata lain, jika ada anggota keluarga dengan bipolar, risikonya lebih tinggi.
Selain itu, perbedaan struktur dan kimia otak juga bisa berpengaruh. Peristiwa hidup yang penuh tekanan atau trauma juga dapat menjadi pemicu bagi mereka yang rentan.
Pentingnya Diagnosis dan Risiko Eskalasi
Karena gejalanya ringan, banyak penderita tidak mencari bantuan. Mereka mungkin hanya merasa sebagai orang yang “emosional”. Namun, diagnosis profesional sangatlah penting.
Seorang psikiater atau psikolog dapat melakukan evaluasi. Mereka akan memastikan bahwa itu bukan gangguan bipolar tipe I atau II. Mereka juga akan menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lain.
Lebih lanjut, ada risiko yang perlu diwaspadai. Sebagian penderita siklotimia berisiko mengalami eskalasi. Artinya, kondisinya bisa berkembang menjadi gangguan bipolar I atau II di kemudian hari. Oleh karena itu, penanganan dini sangat dianjurkan.
Penanganan Siklotimia untuk Stabilitas
Tujuan penanganan siklotimia adalah untuk mengurangi gejala. Serta, untuk mencegah eskalasi menjadi bipolar penuh. Pendekatannya biasanya kombinasi dari beberapa metode.
Psikoterapi sebagai Fondasi
Terapi adalah landasan utama dalam penanganan. Terapi Perilaku Kognitif (CBT) dapat membantu individu mengenali pemicu mood. Selain itu, mereka juga belajar strategi untuk mengelola emosi.
Peran Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, psikiater mungkin meresepkan obat. Biasanya, obat yang diberikan adalah jenis mood stabilizer. Tujuannya untuk membantu menstabilkan suasana hati jangka panjang.
Manajemen Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup sangatlah membantu. Memiliki jadwal tidur yang teratur sangat penting. Selain itu, olahraga rutin, mengelola stres, dan pola makan sehat juga berkontribusi besar.
Pada akhirnya, siklotimia lebih dari sekadar “moody”. Ini adalah sebuah kondisi klinis yang nyata. Gangguan ini membutuhkan pemahaman dan pengelolaan yang tepat.
Meskipun merupakan kondisi jangka panjang, harapan untuk stabil sangatlah besar. Dengan penanganan yang tepat, penderitanya bisa belajar mengelola ombak emosi. Dengan demikian, mereka bisa menjalani hidup yang lebih tenang dan produktif. Jangan pernah ragu mencari bantuan jika Anda merasakan gejala gangguan siklotimik.