PALEMBANG – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus menunjukkan komitmennya untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.
Salah satu wujud nyatanya adalah lewat lima program padat karya unggulan yang tak hanya membuka lapangan
kerja, tapi juga mendorong kemandirian ekonomi di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan.
“Kami tidak sekadar memberi bantuan, tapi juga berinvestasi pada sumber daya manusia dan infrastruktur.
Harapannya, program-program ini bisa memberi dampak ganda yang positif bagi komunitas,” jelasnya.
Inilah 5 Pilar Pemberdayaan Berbasis Padat Karya PTBA:
1. Program Desa Impian
Program ini menyasar 85 warga lokal di 7 desa, yang terdiri dari eks pekerja PETI (Penambangan Tanpa Izin),
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan ibu rumah tangga dari keluarga pra-sejahtera.
Fokusnya pada pertanian dan ekonomi sirkular—mengolah limbah menjadi peluang, sekaligus menciptakan ketahanan pangan.
Desa Impian berkembang dari kolaborasi tiga kelompok:
- Kelompok Pembibitan Eco Agrotomation
- Kelompok Budidaya Burung Puyuh
- Kelompok Budidaya Ikan
Inisiatif ini menjadi ruang inovatif bagi masyarakat untuk bergerak di bidang perkebunan, peternakan, dan perikanan dengan pendekatan berkelanjutan.
2. Hilirisasi Bambu
Sebagai alternatif bagi masyarakat terdampak tambang ilegal, PTBA mengembangkan program hilirisasi bambu mulai dari penanaman, pengolahan, hingga pemasaran produk.
Hasilnya antara lain tusuk sate dan kerajinan bambu yang punya nilai ekonomi tinggi.
Tak hanya itu, masyarakat juga mendapat pelatihan lengkap, dari produksi hingga manajemen bisnis, agar bisa mandiri secara ekonomi.
3. Sentra Industri Bukit Asam Manufaktur
Melalui program ini, PTBA mendorong pembentukan klaster industri perbengkelan lokal. Tujuannya?
Memberdayakan tenaga kerja produktif di Ring 1
Mengurangi ketergantungan perusahaan pada suku cadang dari luar negeri
Program ini membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk jadi mitra strategis PTBA dalam mendukung operasional tambang.
4. Sentra Industri Batik Kujur (SIBA Batik Kujur)
Melibatkan 37 perempuan produktif, program ini melatih mereka membatik sambil melestarikan budaya lokal. Hasil karya mereka bukan hanya mempercantik kain, tapi juga menggerakkan roda ekonomi kreatif.
SIBA Batik Kujur menjadi contoh nyata bagaimana pelestarian budaya bisa berdampingan dengan pemberdayaan perempuan dan ekonomi lokal.
5. Pemberdayaan Perempuan melalui SIBA Jamur
Dari budidaya hingga hilirisasi, kelompok perempuan di wilayah operasional PTBA dilatih membudidayakan jamur dan mengolahnya menjadi produk bernilai jual.
Tahun 2024, program ini mencatat:
- 5.685 unit produk terjual
- Omzet Rp132 juta
Dengan dukungan pemasaran dan pelatihan berkelanjutan, para pelaku UMK ini semakin percaya diri meningkatkan kesejahteraan keluarga sekaligus memperkuat ekonomi desa.
Bersama Wujudkan Ekosistem Ekonomi Mandiri
Lewat kelima program padat karya ini, PTBA tak hanya menghadirkan solusi ekonomi, tapi juga merajut harapan untuk masyarakat sekitar agar lebih tangguh, mandiri, dan berdaya.
Semua ini sejalan dengan visi perusahaan: tumbuh bersama, memberi manfaat berkelanjutan.