PALEMBANG – Setelah mengukir prestasi sebagai juara utama LVMH Innovation Award 2024 dan mengantongi
pendanaan segar Seri B+ dari GSR Ventures dan Zhilin Capital, startup teknologi FancyTech kini siap menapaki babak baru.
Arah kompas bisnisnya? Indonesia — negeri dengan populasi muda yang kreatif, pasar digital yang meledak, dan rasa lapar akan konten visual yang kian menggila.
FancyTech, platform konten berbasis AI yang sukses menggandakan pendapatan tahunannya menjadi $15 juta pada 2024, memandang Indonesia bukan sekadar pasar.
Bagi mereka, ini adalah “lahan subur” untuk menanam masa depan konten digital yang ekspresif, lokal, dan cepat
saji — layaknya nasi goreng pinggir jalan: sederhana, cepat, tapi bikin ketagihan.
Dari Silicon Valley ke Sawangan?
Belum ada kantor resmi di Sawangan memang, tapi semangat FancyTech untuk bersanding dengan kreator lokal dan agensi kreatif Tanah Air sudah sangat terasa.
Mereka telah menjalin kemitraan strategis dengan nama-nama seperti Brainchild Communication, Sideroom
Studio, dan Space and Shapes — para penggerak industri kreatif yang tak asing dalam dunia storytelling visual.
“Kami melihat Indonesia bukan hanya sebagai pasar. Tapi sebagai tempat di mana konten dan kultur berjalan
beriringan,” ujar Bryan Lim, Channel & Country Manager FancyTech Asia Pasifik & Indonesia.
“Bayangkan jika teknologi AI bisa menangkap esensi batik, tempo gamelan, atau gaya bicara netizen lokal — itulah yang sedang kami bangun di sini.”
Konten Lokal, Teknologi Global
Dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa dan nilai transaksi e-commerce yang diperkirakan menembus $90 miliar pada 2026, Indonesia memang medan laga yang empuk.
Terlebih lagi, pasar digitalnya didominasi oleh pengguna ponsel yang haus akan konten yang cepat, unik, dan relevan.
Teknologi AI FancyTech memungkinkan merek membangun visual kampanye secara massal, tanpa kehilangan “jiwa” merek.
Visualisasi produk yang hiperrealistis, narasi personal, dan kecepatan produksi menjadi nilai jual utama — cocok untuk pasar yang bergerak cepat seperti Indonesia.
Kreator Lokal, Arsitek Masa Depan AI
Dalam jangka panjang, FancyTech tidak hanya ingin menjadi “alat” bagi industri lokal, tapi juga “mitra kreatif” yang merancang ulang masa depan AI secara kultural.
Bryan menyebut para kreator Indonesia sebagai arsitek penting dalam “rantai pasok konten AI global.”
“Di balik layar, kami membangun ekosistem yang memungkinkan siapa pun — dari brand besar hingga kreator
individual — untuk menciptakan konten canggih dalam hitungan menit, bukan minggu,” jelas Bryan.
“Dan kami percaya, sentuhan budaya Indonesia bisa menjadi warna yang membedakan AI masa depan dari sekadar ‘pintar’ menjadi benar-benar ‘berjiwa’.”