PALEMBANG— Asrama Haji Pondok Gr, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ucap Menag, mengajak jemaah
menjadikan haji sebagai titik balik menjadi pribadi yang lebih lembut, tulus, dan peduli.
Tahun ini, ibadah haji makin istimewa karena bertepatan dengan Haji Akbar—wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat.
Momen ini diyakini memiliki keutamaan setara 70 kali haji biasa.
Menag pun mengajak para jemaah memanfaatkan hari Arafah sebagai waktu terbaik untuk berdoa, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa dan kemanusiaan.
Dalam sesi tausiyah, Prof. Nasaruddin Umar memberi warna tersendiri. Ia tak hanya membahas fiqh haji, tapi juga menyentuh sisi filosofis dan spiritual perjalanan ini.
Ia mengingatkan bahwa haji adalah dialog, bukan sekadar ritual. Bahkan iblis pun berdialog dengan Tuhan, meski akhirnya memilih jalan yang salah.
“Allah mencintai dialog. Maka pulang dari haji, jangan takut berdialog dengan siapapun. Itu tradisi Tuhan,” tegasnya.
Ia juga mengangkat simbolisme Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama, replikasi dari Baitul Ma’mur di langit ketujuh.
Tawaf yang dilakukan jemaah bukan sekadar mengelilingi bangunan batu, tapi meniru gerakan para malaikat, meleburkan ego, dan menyatu dengan pusat kehidupan.
Tak kalah menarik, ia membahas Hajar Aswad, yang konon dulunya putih bersih sebelum menghitam karena dosa manusia.
Kini, hanya tersisa tujuh serpihan seukuran kemiri, tapi tetap di cium jutaan manusia dengan cinta dan pengharapan.ede kembali menjadi saksi sejarah.
Sabtu pagi itu (19/4/2025), aula besar dipenuhi lautan manusia berbalut semangat dan harapan.
Ribuan calon jemaah haji hadir langsung, sementara ratusan ribu lainnya terhubung dari berbagai titik Indonesia.
Total? Lebih dari 140 ribu peserta mengikuti Bimbingan Manasik Haji Nasional secara hybrid—dan ini sukses
mengantarkan Kementerian Agama meraih Rekor MURI untuk kategori peserta terbanyak dalam kegiatan manasik haji.
Tak main-main, 1.500 peserta hadir langsung di Jakarta, dan 141.139 lainnya mengikuti secara daring dari lebih dari 500 titik lokasi.
Sebuah angka yang tidak hanya mencatat rekor, tapi juga mencerminkan antusiasme umat Islam Indonesia untuk menunaikan rukun Islam kelima dengan sebaik-baiknya.
Dalam arahannya, Menteri Agama mengingatkan, bimbingan haji bukan hanya soal syarat dan rukun, tapi juga tentang pemaknaan ruhani dan transformasi batin.
“Tidak semua yang maqbul itu mabru
Acara manasik ini juga dihadiri oleh jajaran penting, mulai dari Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak, Dirjen PHU Hilman Latief, hingga pejabat BSI dan Kemenkes.
Semuanya hadir sebagai bukti keseriusan negara dalam memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia.
Dengan keberhasilan manasik nasional ini, Kemenag berharap seluruh jemaah siap lahir dan batin.
Bukan hanya tahu kapan harus berihram dan tawaf, tapi juga tahu untuk apa mereka berhaji.
Haji bukan sekadar perjalanan fisik ke Tanah Suci, tapi perjalanan pulang menuju Tuhan, pulang sebagai manusia yang lebih bersih, lebih peka, dan lebih utuh.